Hello Admin^
This is Not_Found

Into your system...

Now I Destroy your security and Break them Into Pieces..

Whatever you Hate Me or Like me

I'm So Sorry Your Site Has been Deface
By



zoneaman86.blogspot.com

BAB II 
PEMBAHASAN
SEJARAH MUNCULNYA DINASTI MUAWIYAH

Dalam pertentengan yang sangat memuncak antara bani Hasyim dengan bani Umaiyah, yang telah menimbulkan perang saudara pada masa Khalifah Khulafaur Rasyidin. ketika pada pemerintahanya Ali bin Abi Thalib yang berlangsung selama enam tahun banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi, bisa dikatakan dalam pemerintahan ini sedikit sekali yang stabil. Ketika itu juga ada pemberontakan terjadi yang dipimpin oleh Thalhah, Zubair dan Aisyah, dengan alasan Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman  dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara dhalim. Dari Ali sendiri tidak inggin terjadi pertumpahan darah, namun mereka tidak mau diajak berunding, akhirnya terjadi pertempuran yang dahsyatpun berkobar. Perang ini dikenal dengan perang jamal (onta) karena Aisyah dalam pertempuran itu menungang unta . Ali berhasil mengalahkan lawanya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.

Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Maka bergeraklah Ali dengan sejumlah pasukan yang besar, dan bertemu dengan pasukan Muawiyah di Shiffin. Maka terjadilah sebuah pertempuran dan dikenal dengan perang shiffin. Perang ini berakhir dengan tahkim (arbritase ) , tapi tahkim ini tidak dapat menyelesaikan masalah, bahkan menimbulkan golongan ketiga , al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya diujung pemerintahan Ali bin abi thalib islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Muawiyah, Syi`ah(pengikut Ali), dan Khawarij. Akibat dari munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Muawiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.

Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian digantikan oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Tetapi Hasan juga lemah, sementra Muawiyah semakin kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, dibawah MuawIyah bin Abi Sofyan. Dari perjanjian ini berahirlah apa yang disebut dengan masa Khulafaur Rasyidin, dan dimulai kekuasaan bani Umayah pada tahun 41 H (661 M) dalam sejarah politik islam.

KHILAFAH BANI UMAYYAH

Pemerintahan bani Umayah berjalan kurang lebih setengah abad, wilayah kekuasaan islam sangat luas dan Ekpansi yng dilakukan ke negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaanya. Merupakan kemenangan yang menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Pemerintahan bani umayah yang demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). kekhalifahan Muawiyah di peroleh melalui kekarasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Kepemimpinan secara turun temurun di mulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarci dipersia dan bizantium. Dia tetap mengunakan kata istilah Khalifhah, namun dia memberi interprestasi baru, dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutkan “khalifah Allah” dalam pengertian penguasa yang diangkat Allah.

Kekuasaan bani Umayyah berumur 90 tahun, ibu kota Negara di pindahkan oleh Muawiyyah dari Madinah ke Damaskus, tempat dimana ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya . Ekspansi yang terhenti ketika pada masa Khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyyah Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah timur, Muawiyyah dapat menguasai daerah khurasan sampaai ke sungai oxus, den sampai pada konsntatinopel. Ekspansi ketimur di lanjutkan oleh Abdl Malik, berhasil menguasai Balkh, sampai pada daerah Punjab sampai ke Maltan. Ekspansi ke barat secara besar-besaran di lanjutkan pada jaman al-Walid Ibn Abdul Malik. Pada masa ini adalah masa ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia pada masa pemerintahanya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan islam masa bani umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Ezbek, dan Kigris di asia tengah. Di samping ekspansi kekuasaan islam, bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembanggunan diberbagai bidang. Mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kudayang lengkap dengan peralatanya di ssepanjang jalan.dia juga menertibkan angkatan bersenjatadan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang Hakim mulai berkembang menjadi profesi terssendiri, Hakim adalah seorang spesialis dalam bidangnya. Abd malik mengubah mata uang bizantiumdan Persia dan daerah-daerah yang dikuasai islam. Pada tahun 659 M dia mencetak uang sendiri memakai kata-katatulisan Arab.

Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan bin Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan pada pemilihan umat islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Banyak terjadi pemberontakan yang dipelopori kaum Syi`ah, yang termashur diantaranya adalah pemberontakan Mukhtar di kufah, Abdullah bin zubair di Mekah.

Hubungan pemerintah dengan oposisi membaik pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M). ketika dinobatkan sebagai Khalifah, dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah islam lebih baik dari pada menambah perluasanya. Sepeninggal Umar bin Abd aziz, kekuasaan bani Umayyah berada dibawah Khalifah Yazid bin Abd Malik (720-724 M). penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Rakyat yang sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaiyan  pada zamanya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentigan etnispolitis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin abd malik . bahkan dipemerintahan  hisyam muncul suatu kekuatu kekutan baru yeng menjadi tantangan berat bagi pemerintahan bani umayyah. Kekuatan ini berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh ngolongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan  berikutnya kekuatan baru ini mampu

mengulingkan dinasti Umayyah dan mengantikanya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sepeninggal Hisyam, khalifah-khalifah bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk.akhirnya pada tahun 750 M. Bani Umayyah di gulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al- khurasam.
Peradaban muslim pada dinasti muawiyah mengalami beberapa kemajuan diantaranya :

1. Kemajuan Dalam bidang Politik

a) Sistem Pemerintahan

Setelah muawiyah berkuasa ia melakukan beberapa perombakan besar-besaran dalam sistem pemerintahan dan ketatanegaraan, yakni dengan mendirikan lembaga-lembaga politik yang bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan program pemerintahan.

Diantaranya lembaga negara yang dibentuk adalah :
1) Al-Nizhm Al-Siyasi yang bertugas untuk mengkaji masalah jabatn khalifah.
2) Lembaga kementrian (Wizarah)yang bertugas untuk menangani masalah-masalah yang ada di departemen-departemen.
3) Lembaga kesekretariatan negara (kitabah).
4) Lembaga keamanan pribadi khalifah (hijabah) yang bertugas untuk menjaga keamanan diri dan keluarga khalifah dari berbagai kemungkinan negatif yang datang dari pihak luar.

b) Pembentukan lembaga wazir atau perdana menteri

Seseorang wazir berfungsi sebagai pendamping khalifah memiliki kewenangan untuk menggantikan beban dan tanggung jawab khalifah dalam menjalankn pemerintahan sehari-hari, apabila khalifah tengah berhalangan atau tidak dapat menjalankan pamrintahan karena sesuatu.

c) Pembentukan kelembagaan negara

Bentuk kelembagaan negara yang dibentuk adalah :
1). Kholifah adalah kepala negara dan penguasa tertinggi.
2). Ahlul halli wal aqdi adalah para anggota dewan seperti parlemen sekarang.
3). Qadli al-qudiat (kelembagaan kehakiman) yang memiliki tugas, fungsi, wewenang untuk membantu kholifah dalam membuat keputusan hukum dalam pemerintahan.

d) Pembentukan tata usaha negara (Al-Hizham al-idary) yang bertugas untuk mengatur sistem pemerintahan negara, diantara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah wilayah.

2. Kemajuan dalm bidang militer

Kemajuan dalam bidang militer ini dapat dibuktikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik senjata diwilayah afrika utara dan dibangunnya kapal perang diteluk raudlah di laut tengah oleh para khalifah bani umayah.

3. Bidang administrasi

Untuk kelancaran pekerjaan pemerintahan dibentuklah l
embaga administrasi negara seperti diwanul kitabah yang membawahi bidang-bidang seperti :
a) Katib al-rasail yaitu sekretaris bidang keuangan.
b) Katibul jund yaitu sekretaris militer.
c) Katib al-syuhtah yaitu sekretaris bidang kepolisian.
d) Katib al-qadhi yaitu sekretaris bidang kehakiman.
4. Kemajuan dalam bidang sosial budaya
Beberapa kemajuan dalam bidang sosial budaya antara lain yaitu :
a) Kemajuan dibidangbahasa dan sastra.
b) Kemajuan dibidang seni rupa.
c) Seni bangunan dan arsitektur.
5. Kemajuan didalam bidang ilmu pengetahuan
a) Ilmu-ilmu agama
Diantaranya ilmu-ilmu agama yang mengalami perkembangan adalah ilmu Al-qur’an, ilmu hadits, ilmu fiqih.
b) Ilmu sejarah dan geografi.
c) Ilmu kedokteran.

Faktor-faktor yang menyababkan dinasti umayyah lemah dan mengalami kehancuran adalah :
1) Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan yang akhirnya menyebabkan timbulnya perebutan kekuasaan antara ahli waris.
2) Konflik dengan pengikut syiah dan khawarij.
3) Adanya pertentangan etnis yang semakin meruncing antara bani qays dan bani kalb.
4) Adanya sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
5) Munculnya kekuatan baru yang dipelopori keturunan al-abbas ibn abd al-mutholib yang mendapat dukungan dari bani hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan bani umayyah.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kekuasaan bani Umayah berawal deri sebuah pemberontakan, menentang khalifah Ali bin Abi Thalib. Dengan berbagai cara akhirnya ke khalifhahan jatuh kepada bani Umayah yang dipimpin oleh Muawiyah bin abi Sofyan. Pada pemerintahan ini banyak sekali perlawanan dari kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan kebijakan muawiyah, dimana Muawiyah tidak menyepakati perjanjian yang telah dibuat oleh Hasan bin Ali. Pemerintahanpun diubah dengan sistim monarci, tetapi juga banyak kemajuan-kemajuan dibidang agama dalam penyebaran tentunya.




DAFTAR PUSTAKA

 Hasjmy Ahmad, sejarah kebudayaan islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1995.
Yatim Badri, sejarah peradaban islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda